Sejarah PRJ [ Pekan Raya Jakarta ]


Quote:
Agan" Pasti Tau Dong Yg Namanya Jakarta Fair ?
Yang Di Buka 1 Tahun Sekali , Dr Bulan Juni - Juli ...
Di Bawah Ini Sejarah Dr Jakarta Fair
Quote:
Pekan Raya Jakarta tahun ini kembali di selenggarakan di Kawasan Niaga Kemayoran mulai tanggal 14 Juni hingga 15 Juli 2007. Event tahunan yang pelaksanaannya selalu bersamaan dengan ulang tahun kota Jakarta ini ternyata telah berusia 39 tahun. Tahukah anda sejarah dan asal muasal event Pekan Raya Jakarta tersebut ?

Berikut ini adalah sejarah event tersebut yang sebagian besar di kutip dan di salin dari situs Jakarta Fair 2007.

Pekan Raya Jakarta (PRJ) digelar pertama kali di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos. PRJ pertama ini disebut DF yang merupakan singkatan dari Djakarta Fair (Ejaan Lama). Lambat laun ejaan tersebut berubah menjadi Jakarta Fair yang kemudian lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta.

Idenya muncul atau digagas pertama kali oleh Pemerintah DKI yang kala itu dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967. Gagasan atau ide ini, karena Pemerintah DKI waktu itu ingin membuat suatu pameran besar yang terpusat dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Pemerintah DKI waktu itu juga ingin menyatukan berbagai “pasar malam” yang ketika itu masih menyebar di sejumlah wilayah Jakarta . Pasar Malam Gambir yang tiap tahun berlangsung di bekas Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), juga merupakan inspirasi dari Pameran yang diklaim sebagai “Pameran Terbesar” ini.

Menurut sejarah, tahun 1945 di lapangan Ikada ini pernah berkumpul 300.000 orang atau massa dari berbagai wilayah Jakarta dan tetangganya seperti Tangerang dan Bekasi untuk menentang pemerintah Jepang.

Terinspirasi oleh Pasar Malam Gambir yang dari dulunya sudah ramai dikunjungi, Pemerintah DKI ingin membuat gebrakan dengan langsung membentuk panitia sementara yang dipercayakan kepada Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Agar lebih sah atau resmi, Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) no. 8 tahun 1968 yang antara lain menetapkan bahwa PRJ akan menjadi agenda tetap tahunan dan diselenggarakan menjelang Hari Ulang Tahun Jakarta yang dirayakan setiap tanggal 22 Juni.

Sebuah yayasan yang diberikan nama Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta juga dibentuk sebagai badan pengelola PRJ. Sesuai Perda no. 8/1968 tersebut tugas yayasan ini bukan hanya menyelenggarakan PRJ saja tetapi juga sebagai penyelenggara Arena promosi dan Hiburan Jakarta (APHJ) yang dijadwalkan berlangsung sepanjang tahun.

Syamsudin Mangan, Ketua Kadin Indonesia ketika itu dinilai berjasa dalam menyelenggarakan Pekan Raya Jakarta yang merubah wajah Pasar Malam Gambir yang kemudian terkenal dengan Djakarta Fair yang “bermutasi” menjadi Jakarta Fair atau lebih dikenal dengan Pekan Raya Jakarta. Karena kegigihan Syamsuddin Mangan Djakarta Fair mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sayang, sebelum melihat ide dan gagasannya terwujud Syamsuddin Mangan dipanggil yang Kuasa.

PRJ 1968 atau DF 68 berlangsung mulus dan boleh dikatakan sukses. Mega perhelatan ini mampu menyedot pengunjung tidak kurang dari 1,4 juta orang.

PRJ 1969 atau DF 69 “memecahkan” rekor penyelenggaran PRJ terlama karena memakan waktu penyelenggaraan 71 hari. PRJ pada umumnya berlangsung 30 – 35 hari. Bahkan Presiden AS pada waktu itu Richard Nixon datang ke Indonesia , sempat mampir ke DF 69.

Penyelenggaraan PRJ atau Jakarta Fair ini, dari tahun ke tahun mulai mengalami perkembangan pengunjung dan pesertanya bertambah dan bertambah. Dari sekedar pasar malam, “bermutasi” menjadi ajang pameran modern yang menampilkan berbagai produk. Areal yang dipakai juga bertambah. Dari hanya tujuh hektar di Kawasan Monas kini semenjak tahun 1992 dipindah ke Kawasan Kemayoran Jakarta Pusat yang menempati area seluas 44 hektar.

Spoiler for Sumber:

http://goslink.wordpress.com/2007/06...-raya-jakarta/
Quote:
Jakarta Fair yang berlangsung setiap tahun merupakan event yang sangat efektif untuk menjual sekaligus ajang branding produk. Demikian dikatakan oleh Chief Marketing Officer PT. Multistrada Sarana Andrey Lee, produsen ban merk Achilles dan Corsa ketika ditemui hari Jumat (11/06) di stand nya.

Dikatakan oleh Andrey, Jakarta Fair sebagai sebuah event yang terbesar di Asia Tenggara dikunjungi oleh jutaan pengunjung setiap penyelenggaraannya. Sehingga tidak heran jika pihaknya selalu menjadi peserta event ini sejak Jakarta Fair 2006 silam.

“Selain efektif untuk branding, jumlah produk kami yang terjual setiap penyelenggaraan selalu signifikan. Pada Jakarta Fair 2009 lalu kami berhasil menjual 3.000 buah ban motor selama penyelenggaraan sedang jumlah ban mobil melebihi 1000 buah. Kami optimis pada Jakarta Fair kali ini jumlah ban yang terjual akan lebih banyak lagi”, katanya.

Pada penyelenggaraan kali ini Achilles juga menampilkan ban dengan patern yang lebih bervariasi serta ukuran yang lebih banyak. Selain itu ditampilkan juga produk ban khusus untuk balap dan drifting yaitu Slick Tyre dimana ban ini bisa mengeluarkan asap berwarna ketika dipakai untuk drifting.

Saat ini produksi Achilles 80 persen diekspor ke 50 negara di dunia diantaranya ke Rusia, Mesir, Jerman, Jepang dan Australia

Di stand seluas 120 meter persegi, PT. Multistrada menggelar berbagai macam event mulai dari lomba menendang bola hingga lomba modern dance yang berhadiah total belasan juta rupiah.
Spoiler for Sumber:

http://www.jakartafair.biz